Beginilah Penyebab Meriam Produk China Tewaskan 4 Prajurit Kostrad
Natuna, BaBerk News -- Ledakan keras yang terjadi saat latihan perang PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) di Tanjung Datuk, Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (17/5) siang, diduga disebabkan malfungsi dari meriam pelontar peluru kaliber 23 mm.
Penyebab itu dikatakan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadipenad) Brigjen Arm Alfret Dennny Tuejeh.
"Laras itu kan ada pembatasnya. Pembatasnya itu tidak berfungsi karena mengalami kerusakan sehingga larasnya itu menjadi liar," kata Alfret.
Saat meriam atau kanon tipe 80 Giant Bow pelontar peluru kaliber 23 mm ditembakkan, pembatas laras tiba-tiba tidak berfungsi sehingga arah tembakan berubah.
Sejumlah anggota TNI yang berada di lokasi terkena tembakan. Empat personel Bataliyon Arhanud Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) tewas, dan sebagian prajurit lainnya luka-luka.
"Memang di sini ada malfungsi, mengalami kerusakan. Tapi pastinya seperti apa, kita masih sedang dalami," ujar Alfret.
Direktur RSUD Natuna, dr Faisal mengatakan pasien yang dilarikan ke RSUD semuanya adalah prajurit yang mengalami kecelakaan dalam latihan PPRC.
"Kami dihubungi kalau ada kondisi darurat medis. Ada empat yang sudah meninggal ketika dilarikan ke IGD. Penanganan juga didampingi tenaga medis TNI," katanya.
Meski terjadi insiden yang menyebabkan korban tewas, latihan perang belum dihentikan. Latihan perang PPRC itu rencananya akan dikunjungi Presiden Jokowi pada Jumat 19 Mei besok.
Baca juga: Empat Prajurit TNI AD Tewas Saat Latihan di Natuna
Menurut informasi, meriam penangkis serangan udara dengan dua laras ini diproduksi oleh Norinco, China.
Giant Bow atau disebut juga Shengong dapat dikendalikan secara manual atau otomatis dengan integrasi sistem.
Altileri tersebut merupakan jiplakan dari produk serupa asal negara lain.
Type 80 merupakan jiplakan dari kanon ZU-23-2 produksi Rusia.
Meriam tersebut punya bobot 1.250 kg, dan dipindahkan ke lokasi tempur dengan ditarik oleh truk. Meriam yang dioperasikan oleh lima personil itu, bisa langsung difungsikan dalam waktu sekitar lima menit.
Giant Bow adalah alat utama sistem senjata (alutsista) di bawah Yon Arhanudri 1 Kostrad, yang bermarkas di bilangan Serpong, Tangerang, Banten. (swr)
0 comments:
Post a Comment