Hentikan Impor, Harga Jagung 3.150 per kilogram dan Pengusaha Diminta Tidak Main-Main
Jakarta, BaBerk News -- Kementerian Pertanian (Kementan), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dan beberapa Kepala Dinas Pertanian Provinsi di Indonesia menjalin pola kemitraan untuk menghentikan impor jagung.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, program tersebut bertujuan untuk menekan angka impor jagung dan pihaknya juga menaikan anggaran untuk komoditas jagung melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan.
Amran menjelaskan, pada 2014 anggaran jagung hanya Rp 100 miliar, meningkat menjadi Rp 1,2 triliun pada 2015 dan pada 2016 ditingkatkan lagi menjadi Rp 2,1 triliun.
"Anggaran di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tidak ada main-main sehingga kami meminta pengusaha juga tidak main-main," tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Auditoriun Kementan, di Jakarta, Senin (19/9).
Amran mengungkapkan bahwa pola kemitraan yang dilakukan antara perusahaan pakan ternak dan petani jagung telah berjalan ditahap pertama dengan luas lahan 724 ribu hektare lahan jagung di 29 provinsi dan ditargetkan akan mencapai produksi sekitar 3,5 juta ton jagung.
Dengan adanya pola kemitraan tersebut, GPMT akan menyerap jagung dengan harga yang diatur pemerintah sehingga menekan angka impor jagung pada 2017 dan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Jangan sampai terulang lagi harga jagung petani jatuh karena pengusaha pakan yang bermain-main tidak menyerap jagung. Tolong jangan cederai ini, jaga harga jagung petani, saya tidak main-main," ujar Amran di kantor Kementan
Amran menceritakan, pada tahun 2015 harga jagung lokal di tingkat petani sempat jatuh hingga Rp 1.000 per kilogram, namun pada saat ini tidak terjadi lagi akibat adanya pola kemitraan soal jagung.
"Saat ini tidak ada lagi keluhan-keluhan bahwa harga jatuh seperti tahun 2015 maret yang harga jatuh sampai Rp 1.000 per kilogram," terangnya.
Mentan menjelaskan, saat ini juga telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah yaitu Rp 3.150 per kilogram dengan kadar air 15 persen.
"Harga dijamin, sebagaimana arahan bapak Presiden Rp 3.150 per kilogram, dimana pada tingkatan itu petani sudah untung, kemudian tentu kesejahteraan petani meningkat," kata Amran.
Mentan juga menjelaskan pada saat ini impor jagung telah turun signifikan hingga 60 persen. Sampai hari ini impor jagung sebanyak 800 ribu ton, sedangkan tahun lalu 3,6 juta ton.
"Impor jagung biasanya setiap tahun naik lima persen, tapi yang terjadi ekstrim impor turun karena ada tekad bersama produksi meningkat," ungkap Amran.
Komoditas jagung merupakan pangan alternatif non-beras yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Indonesia merupakan lumbung jagung dunia dan berada di posisi kedelapan dengan kontribusi 2,06 persen terhadap produksi jagung dunia.
Sumber : Kompas
Editor : Suwardi
0 comments:
Post a Comment